Hari Kedua di Bali Bagian Ketiga (Jalur Gazza)

Karena hari kedua itu padat banget jadi terpaksa gue bikin jadi 3 part supaya gak bosen bacanya, yuk baca dulu part 1 sama part 2 hari kedua yang padat ini.

Gue kembali ke kamar gue di lantai 3, dan langsung melepas semua pakaian yang menempel di badan gue serta tanpa harus malu gue langsung terkapar di kasur yang besar itu dengan berselimut karena kedinginan. Bosen cuma tiduran aja, akhirnya gue keluarin coklat gue dan menikmatinya sambil nonton tv cukup seru sih buat wasting time dan menghindari ketiduran yang tidak diinginkan sampe kebablasan. Tapi kayaknya bener kata cewek gue kalo gue itu pelor banget, coba aja bayangin gimana bisa gue lagi nonton tv dan ngunyah coklat di mulut gue bisa ketiduran.


Bagus gue bangun tepat waktu karena tiba-tiba gue ngerasa ada yang gak enak banget di mulut gue, jam 7 malam kita diminta untuk kumpul lagi di Lobby dan gue turun cukup tepat walau sudah banyak anak-anak yang lain di lobby untuk siap menyantap makan malam. Ketika semua sudah terlihat lengkap ada di lobby dan makanan tampaknya sudah siap untuk dilahap, mulailah satu persatu dari kami mengambil makanan secara prasmanan dan langsung memakan makanan yang sudah kita ambil. Sehabis makan kita ngobrol-ngobrol sambil photo-photo gak jelas menunggu kedatangan orang dari YGD (Yayasan Gaya Dewata) untuk memberikan brieffing singkat sebelum kita semua para peserta turun ke lapangan tempat dimana para waria, PSK, dan GAY berbaur menjadi satu. Mas Arya dan bang Christian yang bertugas memberikan brieffing, kita mendengar semua hal tentang YGD dari mulai terbentuknya, seluk beluknya sampai semua kegiatan yang dilakukan YGD dalam penanggulangan HIV/AIDS. Oh iya, YGD atau Yayasan Gaya Dewata ini sebuah yayasan yang khusus berfokus dalam penanggulangan HIV/AIDS maupun kesehatan reproduksi pada waria, gay, maupun MSM (Man Sex with Man) non komersil.

Saat itu jam tangan gue masih menunjukan sekitar pukul setengah 9, dan rencananya kita baru akan berangkat ke ubung dan seminyak pada pukul 10 kurang 15 jadi masih sangat banyak waktu untuk kita terus bercengkrama. Dan pada akhirnya kita mulai bersiap untuk berangkat, karena mendadak isi dalam bus ini jadi banyak dan penuh sesak terpaksa gue jadi duduk bertiga dibangku yang seharusnya hanya untuk dua orang, gue ditengah dan disamping kanan gue ada bang Christian (YGD) serta disebelah kiri gue itu Aziz (Djogja). Perjalanan dari hotel ke jalan Ubung cukup jauh, ditambah lagi kondisi traffic di Bali yang macet malam itu menjadikan gue harus lebih banyak bersabar duduk nyempil-nyempil. Gue ngeliat bang Christian membawa tas jinjing entah isinya apa sehingga membuat gue memberanikan diri untuk bertanya "Itu apaan bang?" tanya gue, dan bang Christian menjawab dengan lugas "Kondom, kamu mau? kan sekalian tugas juga bagiin kondom gratis." Jawabnya sambil ngeluarin isi didalam tas yang dia bawa, dan sedikit agak terkejut ketika dia mengeluarkan sebungkus kondom tapi bukan untuk laki-laki melainkan untuk perempuan, gue yang agak norak nanya gimana cara pemakaiannya kondom untuk perempuan? sial bang Christian malah jawab dengan ngeledek gue, dia bilang "Mau dicontohin?" jelas dalam pikiran gue boleh nih dicontohin itung-itung jadi liat cewek pake kondom hahaha, tapi ternyata bangke bener itu kondom buat cewek cuman kamuflase aja, tetep itu kondom buat cowok bedanya yang dinamakan kondom cewek itu dipake dipantat, beruntung gue gak setuju pas bang Christian bilang mau dicontohin, bisa gak virgin lagi pantat gue nanti.

Singkat cerita supaya gak memperbanyak paragraf akhirnya sampai juga rombongan kita ini di jalan Ubung tempat dimana biasanya para waria dan PSK mangkal menunggu pelanggan, karena masih terlalu pagi jadi wajar aja kalau belum terlihat mereka bertebaran tapi kita gak kehabisan akal dan tetap mampu untuk bertemu dengan beberapa waria yang ada disana tapi sayang tidak semua orang yang ada didalam bus bisa turun jadi hanya 3 orang peserta perwakilan saja yang turun dan menginterogasi para waria tersebut, mas Siswanto, Fadel, dan Ekky yang terlihat semangat untuk turun dan bertanya-tanya langsung dengan mereka. Mungkin ada pertanyaan kenapa gak ada cewek yang ikut mewakili turun? ya jawabannya sangat mudah, para waria ini sangat sensitif terhadap kehadiran wanita utuh, entah apa alasannya tapi yang jelas mereka tidak suka, silahkan kalian pikir sendiri kira-kira apa alasan mereka tidak suka dengan kehadiran wanita asli.

Tapi untuk kita yang gak turun bukan berarti gak dapet informasi apa-apa, ternyata mbak Karisma leader dari OSIWA (Organisasi Waria) naik ke atas bus dan mau menjawab 3 pertanyaan dari para peserta, entah kenapa cuman mau jawab 3, kan gue jadi keinget sama jin lampu wasiat yang cuman mau ngabulin 3 permintaan hahaha. Ternyata para waria yang tergabung di OSIWA ini tidak semerta-merta diam saja dan kerjaan mereka cuman mangkal aja nyari pelanggan yang mau menikmatik jasa sex dari mereka, tapi diluar jadwal mangkal mereka itu ada kegiatan positif yang cukup membanggakan seperti latihan volley dan menjahit pakaian, dari kegiatan ini mereka bisa mendapatkan pengakuan yang cukup di masyarakat walau masih ada yang memandang mereka dengan sinis tentunya, tapi mereka membuktikan diri mereka kalau mereka bukan sampah masyarakat seperti yang dianggap oleh masyarakat kebanyakan, dari latihan volley yang suka mereka lakukan mereka sudah mencapai prestasi yang cukup hebat yakni juara lomba volley se-apa gitu gue lupa, pokoknya keren lah. Tapi tapi tapi gue bingung, mereka itu ikutan volley itungannya jadi cewek apa cowok? kalo jadi cewek berarti lawan mereka cewek-cewek juga dong? nah sedangkan tenaga mereka itu lebih macho dari cowok kan, lah ya jelas aja mereka menang hahaha, tapi yang penting mereka udah menunjukan hasil positive lah ya.

Setelahnya kita serombongan satu bus itu berangkat lagi menuju spot berikutnya, kawasan Seminyak yang biasa disebut juga dengan jalur Gazza di Bali. Tadinya gue sombong sih, emang seganas apa sih kawasan Seminyak ini sampe disebut-sebut jalur Gazza? tapi pas gue sampe gak ada banyak kata-kata yang bisa gue lontarkan disini, mirip seperti kemang, Jaksel, dan gak beda jauh sama Legian bedanya cuman kalo di Kemang dan Legian disana club dan bar berisi hiburan-hiburan khusus para pria normal yang sangat menyukai lekuk-lekuk tubuh wanita dan para wanita yang menyukai kehidupan malam nan erotis, sedangkan di Seminyak ini sejauh mata memandang isinya adalah bar dan club yang berisi para gay dan waria. Bedanya lagi kalau di Kemang atau Legian sajiannya adalah striptis erotisme dari para sexy dancer wanita ditemani dengan beat-beat lagu disko, sedangkan di Seminyak ini sajiannya sama beat-beat disko berdentum tapi penarinya adalah para pria yang hanya menggunakan celana dalam ketat sehingga memperlihatkan tonjolan penisnya yang terlihat seperti sedang menunjuk dengan badan berotot sixpack kulit coklat mengkilap efek minyak agar semakin memberi kesan sexy saat menari meliuk-liuk diatas meja.

Apa ada yang mikir mereka para lelaki itu menari untuk menarik minat para wanita? merangsang hasrat cewek-cewek pemburu sex? bukan! yang mereka cari ya sama aja kayak sexy dancer di Legian atau Kemang, mereka sama-sama menarik perhatian para lelaki hahaha, kira-kira itulah kesamaan dari wilayah tersebut. Selain goo-goo dance (Man Sexy Dance) ada juga penampilan-penampilan dari para waria, mereka ada yang melakukan sexy dance juga, ada yang lipsync, dan lain-lain pokoknya yang lucu-lucu deh haha. Lo tau apa yang gue pikirin pas ada disana dan melihat keadaan disana? gue mikir betapa bodohnya orang-orang pengebom Legian itu, kenapa mereka gak ngebom disini aja? toh kalo mereka nge-bom Legian dengan alasan Legian adalah tempat maksiat yang besar, terus disini mau disebut apa? walaupun cuman ada 5 atau 6 bar khusus gay dan waria sedangkan di Legian ada lebih dari 10 bar tapi tetep aja disini itungan dosanya lebih gede, karena hubungan sesama jenis jelas-jelas sungguh amat sangat dilaknat oleh Tuhan. #SokUstadz

Kembali gue menyingkat cerita, sudah waktunya kita kembali ke hotel karena besoknya masih ada hari terakhir yang harus kita jalanin di Bali. Jalan menjauh dari kumpulan bar berisi para penyuka sesama jenis tersebut menuju tempat bus parkir, kita semua kembali naik kedalam bus dan bersiap untuk kembali ke hotel untuk istirahat, kecuali mas Arya yang memilih tinggal karena ada pacarnya disana yang baru saja tadi gue liat aksinya memamerkan goo-goo dance. Ternyata perjalanan dari Seminyak ini ke hotel tidak jauh, cuman butuh waktu 20 menit untuk sampai ke hotel, sepanjang perjalanan gue sempet ngobrol banyak sama bang Christian dan itu juga merupakan kesalahan gue yang cukup fatal karena obrolan menjadi sedikit agak ngawur, dia nanya "gimana ada yang kecantol gak?" what? sialan banget itu pertanyaan, ditambah lagi dengan pertanyaan-pertanyaan dari bang Christian yang menjurus ke hal-hal pribadi, dia nanya "Udah pernah melakukan hubungan sex?", "Udah punya pacar?", dan pertanyaan paling brengsek adalah "Pacarnya cewek apa cowok?" damn!!! sepertinya dia meragukan kemurnian gue sebagai seorang laki-laki perkasa. #Sombong

Sampe di hotel sebelum naik ke kamar masing-masing, para peserta blogger GoVlog AusAID menyempatkan diri berpose bersama dengan bang Christian dengan menggunakan blackberry milik bang Christian yang udah lowbat *gue tau karena dia curhat sama gue*

0 comments:

Post a Comment

Thank's for your comments

 
CHNDW Blog © 2010 | Designed by Trucks, in collaboration with MW3, Broadway Tickets, and Distubed Tour