Good Bye Bali.

Oke the last post, dimana ini adalah akhir perjalanan gue di Bali. Sebelumnya lo harus baca dulu dari awalnya nih kenapa gue bisa sampe ngejogrok 3 hari di Bali, silahkan di click aja linknya.

Hari ke-tiga, hari terakhir perjalanan gue di Bali sebagai peserta GoVlog AIDS yang diadain sama Vivanews.com dan juga Australian AID. Jadwal hari ini gak sepadat kayak hari kedua, karena kita cuman bakalan kunjungin puskesmas yang letaknya gak jauh dari hotel sehingga bisa dicapai dengan berjalan kaki dan juga ke YKP (Yayasan Kerti Praja) yang gak bisa ditempuh dengan berjalan kaki karena cukup jauh haha.

Bangun pagi udah jadi rutinitas kita semua di Bali karena jadwal yang memaksa, tapi di hari terkahir ini kita diperbolehkan bangun agak siang karena kita bakalan jalan ke puskesmas Kuta I pada pukul 9, sialnya menurut gue jam 9 itu masih pagi. Jam setengah 8 gue bangun dan langsung bersiap membawa semua barang-barang gue karena pagi ini juga langsung check out dari hotel, gue yang tadinya cuman bawa 2 tas aja kali ini pas pulang gue coba bagi jadi 2 tas dengan memanfaatkan tas pemberian dari KPAP Bali, seenggaknya bawaan gue jadi gak banyak dan gak berat.

Jalan sekitar jam 9 lewat dari hotel ke puskesma kuta 1 gak memakan waktu lama karena emang deket banget jaraknya dari hotel. Sebelum masuk kedalam puskesmas itu beberapa orang peserta menyempatkan diri mengabadikan melalui kamera mereka, kayaknya emang diantara 10 orang peserta cuman gue doang yang gak bawa kamera-kameraan hahaha, bukan karena males bawa atau merasa gak perlu ngambil photo tapi karen emang gak punya kamera gue #sianbetsian Dan kita semua dipersilahkan masuk serta langsung menuju ke lantai 3 dari puskesmas tersebut dimana di lantai 3 ini adalah sepertinya tempat meeting para staff ataupun petinggi dari puskesmas ini. Lo tau? ini Puskesma Kuta 1 merupakan puskesmas termewah yang pernah gue datengin atau malah puskesmas terbesar dan terapih yang pernah gue lihat, gila pokoknya ini puskesmas gak pantes dibilang puskesmas karena lebih mirip klinik kedokteran dan bisa gue bilang kayak rumah sakit kecil.

Di puskesmas ini kita dijelaskan langkah-langkah yang ditempuh sama puskesmas dalam penanggulangan HIV/AIDS serta kita juga diajak untuk berkeliling melihat keadaan dari klinik-klinik tempat dimana para dokter ataupun staff melakukan pemeriksaan kesehatan alat kelamin ataupun HIV/AIDS para pasiennya, di salah satu ruangan terpampang jelas gambar-gambar contoh alat kelamin baik laki-laki maupun perempuan *hah? perempuan?* jangan seneng dulu lo gue bilang terpampang jelas gambar alat kelamin perempuan, emang sih keliatan banget itu alat kelamin perempuan dan supaya lebih singkat sekarang gue mau sebut itu sebagai Vagina aja, tapi yang dipertontonkan itu bukan vagina dalam bentuk yang sering ada didalam pikiran pria ketika sendirian didalam kamar tidur ataupun kamar mandi sambil memainkan salah satu organ tubuh kesayangannya didalam celana, melainkan yang ditampilkan itu adalah vagina-vagina yang sudah terjangkit beberapa penyakit-penyakit kelamin, jangankan membuat napsu ngeliatnya jijik sendiri sampe-sampe sempet bikin gue ngerasa ngilu ngeliatnya.

Dan perasaan ngilu itu selalu gue rasain tiap gue lagi denger atau merhatiin tentang penyakit-penyakit yang mengerikan, itulah kenapa gue gak bisa atau gak mau ikutin kemauan bokap dan nyokap gue buat masuk ke jurusan IPA waktu SMA dulu #Alibi tapi bener kok, gue emang gak pernah ada niatan buat masuk ke jurusan IPA sekalipun gue sadar banget kalo seandainya gue itu masuk jurusan IPA dulu di SMA gue pasti bisa ngebanggain orang tua gue, tapi kan ngebanggain orang lain gak harus menyiksa diri sendiri betul tidak? oke oke gue tau kok kalo ini udah di luar konteks cerita gue yang seharusnya, back to topic. Daripada gue ngerasa ngilu-ngilu di badan gue karena gue gak suka dengerin cerita atau penjelasan tentang penyakit-penyakit ada baiknya gue berada di luar untuk melihat sekitar puskesmas, emang sih gak ada yang menarik karena emang sekalipun ini puskesmas terbesar, teremegah yang pernah gue liat tetep aja ini puskesmas yang isinya ya itu-itu aja.

Bagusnya berada di puskesmas itu gak lama, dan kita semua langsung balik lagi ke hotel buat naik bus terus berangkat ke YKP (Yayasan Kerti Praja), ini adalah kunjungan terakhir kami rasanya sedih sekali karena dalam hitungan beberapa jam ke depan kita bertujuh bakalan balik lagi ke rumah masing-masing. Kok bertujuh? iya soalnya yang tiga lagi tetap stay di bali sampai hari sabtu seperti Lingga yang menetap bersama temannya, mba Ruri yang menetap bersama suaminya *cieeee bulan madu ke tujuh puluh dua nih ye* #Lebay dan si Ekky yang berencana tinggal menetap di Bali sampai hari sabtu bersama orang yang tidak dikenal hahaha.

Di YKP ini kita langsung mengadakan pertemuan di ruang meeting yang berada di lantai dua, sesaat ketika kita memasuki pintu utama dari gedung ini kita bisa melihat beberapa PSK yang semalam baru melayani pelanggan-pelanggannya sedang melakukan pemeriksaan HIV dan kesehatan alat reproduksi, gue bener-bener berpikir kalau mereka sangat peduli dengan kesehatan mereka tapi juga sangat peduli dengan kondisi keuangan mereka hahaha. Setelah itu barulah kita naik ke ruang meeting, baru aja masuk kedalam ruang meeting tersebut gue udah mencium bau tidak sedap, bau AC yang sepertinya jarang digunakan dan juga ruangan yang sedikit berdebu, sebenernya agak kurang nyaman gue berada di ruangan ini tapi mau gak mau gue harus berada disini untuk beberapa saat, akhirnya karena kondisi ruangan tersebut gue harus rela, pulang dari Bali gue harus mengalami flu dan batuk yang cukup menyiksa gue di Jakarta. Disini sama seperti di tempat-tempat lainnya kita dijelaskan tentang usaha dari YKP menanggulangi HIV/AIDS, dan juga YKP menjelaskan bagaimana staff dari YKP ini sendiri berusaha untuk memberdayakan orang-orang yang sudah mengidap HIV/AIDS. Cukup mengejutkan, tiba-tiba saja ada dua orang ibu-ibu yang masuk kedalam ruangan serta mereka tanpa malu dan sepertinya mereka juga sudah tidak merasa aneh lagi dengan kita semua yang ada didalam ruangan ini, dengan gamblang dia bercerita kalau dia adalah seorang pengidap HIV/AIDS dan darimana dia dapatkan virus itu? dengan pede juga di menjawab dia dapat virus HIV dari suaminya. Udah jangan tanya lagi darimana suaminya sampe bisa tertular virus HIV, karena itu merupakan pertanyaan yang kurang etis dan lebih cocok kalo di bilang KEPO!

Ya kedua ibu tidak merasa ragu lagi, ini yang sangat gue banggakan, dua orang pengidap HIV tidak malu untuk mengungkapkan kalau dirinya adalah seorang dengan HIV, karena emang kenapa harus malu toh HIV tidak selamanya kita dapat dengan cara yang kotor kan? dan sudah jelas kalau HIV itu bukan virus yang menjijikan atau menakutkan kalau kita bisa terbuka dan mau menangani dengan baik.

Setelah selesai kita berdiskusi di ruang meeting kita semua keluar dan turun kembali di bawah, dan lo tau apa yang gue temuin di bawah? gue ketemu lagi sama bang Christian dan kali ini dia tidak sendirian tapi dia bersama dua orang laki-laki yang datang untuk melaukan pemeriksaan HIV serta kesehatan alat reproduksi juga, sialnya mendadak bang Christian bilang sama gue "Chandra kamu masih mau nanya-nanya gak sama kaum gay? itu aku bawa dua orang, mereka udah aku bilangin dan bersedia untuk ditanya-tanya." sebenernya sih ini suatu keuntungan buat gue karena gue punya kesempatan buat ngobrol secara pribadi dan mengulik secara dalam tentang kehidupan gay, tapi gue terlalu canggung untuk melakukannya jadi langsung aja gue tolak tawaran dari bang Christian itu.

Selesai urusan di YKP maka berakhirlah masa kunjungan kita para finalist, dan sekarang saatnya untuk makan siang di restoran BUDESA. Dari luar sih keliatan ini restoran cozy banget tempatnya, ada saung-saungnya dibelakang dan sempet sumringah gue pas denger katanya mba Diah kalo kita makannya di belakang, wah seneng banget gue kalo makan di saung eh gak taunya di belakang itu ada ruangan khusus gitu jadi tetep aja kita makannya di meja makan dan dengan table manner yang sangat kaku, gue gak suka banget adanya table manner dan gue bener-bener ngerasa beruntung karena gue gak terlahir dalam keluarga kerajaan yang hidupnya penuh dengan aturan sampai makan saja punya table manner ckck.

Lucu di restoran Budesa ini ada kolam di belakangnya dan di kolam itu gue ngeliat ada sepasang kodong sedang floating, bukan floating di permukaan air tapi floating diantara permukaan dan dasar air dan sedang apa mereka? yap mereka sedang melangsungkan perkawinan yang sepertinya khusyuk sekali sampai-sampai kita sudah foto mereka tidak juga menggubris, andai saja itu dua artis pasti langsung heboh.

Makan selesai, sekarang saatnya kita menuju ke bandara yang ternyata letaknya tidak terlalu juah dari restoran Budesa ini. Tapi sebelum ke bandara ternyata  kita diberi kesempatan untuk menyambangi salah satu tempat pembelian oleh-oleh di Bali, tapi sayang disini gue liat kurang menarik barang-barangnya jadi mau gak mau gue gak mencari banyak barang, gue cuman ngebeliin cewek gue beberapa barang dan adek gue kaos, setelahnya gak ada lagi, bahkan gue gak beli barang untuk gue sendiri.

Demi menghemat waktu dan kata gue skip saja bagian ini, selesai sudah membeli barang belanjaan, ketika kita semua sudah kembali ke bus masih kurang satu orang lagi, dia itu Feby yang ternyata banyak sekali belanjaannya sampe-sampe tasnya itu penuh. Dan lo tau apa part brengseknya disini? gue jadi ketumpuan harus bawain tasnya dia yang seharusnya masuk bagasi tapi gak jadi gara-gara didalam tasnya itu ada laptop dan gak bisa masuk bagasi, bangke tikus berat banget itu tas ckck, kalo kata mas Eko sih hari itu Feby udah jadi tuan putri karena dia yang paling banyak dilayanin, dan gue sebut dia sebagai Ms. eRBeTe atau dibaca Ms. Ribet!

Sampe di Jakarta dengan selamat menggunakan pesawat dari Garuda Airlines, dan sempat terjadi kendala lucu karena kunci pesawatnya hilang haha, tadinya sih mau gue saranin pake kunci motor gue aja tapi sayang kagak bisa, tapi akhirnya ketemu dan kita bisa masuk kedalam pesawat. Dari bandara ke rumah, gue di jemput bokap naik mobil dan si Feby atau Ms. Ribet ini emang dari awal sudah ada rencana buat nebeng, lagi-lagi muncul bukti kalo dia jadi tuan putri hahaha maap ye Peb jadi bahan omongan, Feby numpang di mobil gue sampe didaerah deket rumahnya, dia turun di perempatan depan pasar cengkareng, ya walau pas nurunin dia jadi lebih mirip nurunin pengemis-pengemis bayaran sih hahahaha, dan selanjutnya gue melanjutkan perjalanan ke rumah dengan selamat, sentausa, aman, adil, dan makmur.

Dengan begini maka selesailah cerita gue selama 3 hari di Bali untuk menjalankan tugas Field Trip GoVlog AIDS bersama Vivanews.com dan juga Australian Embassy. Terima kasih untuk semua pihak yang sudah mendukung, membantu, dan juga merepotkan. Pihak pembantu seperti Hotel Santika, Panorama Tours, dan Garuda Airlines. Pihak-pihak yang sudah rela direpotkan dengan membantu kunjungan kita yang cukup rusuh seperti Yayasan Spirit Paramachita, KPAP Bali, HCPI khususnya KISARA, Yayasan Gaya Dewata, Puskesma Kuta 1, dan Yayasan Kerti Praja.

Setelah ini akan ada postingan selanjutnya tentang Awarding GoVlog AIDS di FX, Jakarta Selatan, see you!

Kecup Capek,
    
CHNDW      

0 comments:

Post a Comment

Thank's for your comments

 
CHNDW Blog © 2010 | Designed by Trucks, in collaboration with MW3, Broadway Tickets, and Distubed Tour